Sabtu, 24 Desember 2011

MENTORING AGAMA ISLAM


Membangun Konsep Diri

Sejatinya seorang muslim ibarat pohon yang berakar kuat menghujam bumi, batangnya kokoh, dahannya menjulang ke langit, dan buahnya banyak serta berkualitas baik. Ketiganya saling terkait. Akar yang kuat, menopang batang yang kokoh sehingga dahannya bisa panjang dan menjulang kemudian ketika berbuah pohonnya tetap kokoh, tidak roboh meskipun digantungi buah yang banyak. Buahnya pun manis-manis, berkualitas baik. Inilah gambaran muslim yang sukses, ketika dia menghasilkan buah yang berkualitas baik, dalam jumlah yang banyak pula. Dalam bahasa rasulullah Muhammad SAW disebut sebagai orang yang terbaik, yaitu yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Dalam bukunya, Steven Covey mengistilahkan kesuksesan ini dengan pribadi efektif, pribadi yang dapat mencapai tujuan. Sementara Anis Matta menggambarkan orang sukses sebagai orang yang berkontribusi banyak sesuai keahliannya.
Dilihat dari kacamata manajemen diri, akar pohon adalah konsep diri. Batang adalah kepribadian dan perilaku, sementara buah adalah amal.
Untuk menjadi muslim sejati atau yang digambarkan sebagai pohon yang berakar kuat, berbatang kokoh, dan berbuah banyak tadi, setidaknya ada tiga hal yang perlu kita lakukan :
1. Mengetahui model manusia muslim yang ideal
2. Mengetahui diri kita dengan baik
3. Mengadaptasikan model ideal kepada diri kita.
Langkah pertama yaitu kita coba ketahui bagaimana Model Manusia Muslim yang Ideal. Setidaknya, ada sepuluh karekter manusia muslim yang ideal:
1. Beraqidah lurus, sesuai dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah dalam Al qur`an dan sunah. Menjauhi syirik, tahayul, sihir, jampi yang sesat.
2. Beribadah secara benar, sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW serta menjauhi bid`ah
3. Berakhlaq baik
4. Berbadan sehat dan kuat
5. Berwawasan luas, intelek, dan cerdas
6. Berjuang melawan hawa nafsu dan menggiring hawa nafsunya sesuai ajaran Islam
7. Pandai mengatur waktu
8. Profesional dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
9. Memiliki kemampuan untuk mandiri dan kuat secara ekonomi, dapat membiayai diri dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, juga menunaikan hak ekonomi dalam agama (zakat, infaq, sedekah)
10. Bermanfaat bagi orang lain, sesuai hadits Rasulullah,- Diriwayatkan dari Jabir, Rasulullah saw bersabda, “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Langkah yang kedua, yaitu mengetahui diri kita dengan baik atau memiliki konsep diri.
Konsep diri adalah cara pandang seseorang terhadap dirinya, juga nilai-nilai yang dianutnya. Visi, misi, cita-cita, sifat (kekuatan dan kelemahan), merupakan bagian dari konsep diri. Membangun konsep diri membantu kita merencanakan kesuksesan ke depan. Bahkan salah satu ekspresi yang kuat dari bertakwa adalah merencanakan pengembangan diri kita.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepadaAllah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Hasyr : 18)
Visi dan misi
Sederhananya, visi adalah tujuan atau sasaran yang ingin dicapai sementara misi adalah cara untuk mencapai visi itu sendiri. Visi adalah jawaban atas pertanyaan `What` sementara misi adalah jawaban dari pertanyaan `Why` dan `How`. Tentu saja konsep hidup kita sangat berpengaruh dalam penentuan visi dan misi. Sebagai muslim yang mengimani kehidupan abadi setelah mati, tentu saja visi dan misi akan jauh lebih panjang melibatkan akhirat, daripada mereka yang berorientasi dunia semata.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari [keni’matan] duniawi dan berbuat baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di [muka] bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashas:77).
Cita –cita dan Target
Cita-cita lebih berorientasi pada kesuksesan hidup di dunia, tetapi tetap dalam bingkai visi dan misi. Cita-cita melibatkan unsur profesi, kemampuan, dan kondisi luar yang mendukung. Cita-cita berjangka lebih pendek dari visi. Sementara target adalah hal yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Target juga merupakan tahapan dalam mencapai cita-cita. Untuk mempermudah, target disusun dengan batasan waktu. Misalnya target 20 tahun ke depan, target 10 tahun, target 5 tahun, dan target tahunan. Cita-cita dan target merupakan rencana dari kontribusi kita.
Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan diri
Menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan diri akan memudahkan kita menyusun rencana hidup. Nilailah diri kita baik dari sisi positif maupun negatifnya. Gali segala potensi-potensi yang dimiliki baik yang berskala besar maupun yang kecil. Bakat, minat, keterampilan dan hal-hal positif lainnya perlu diinventarisir dengan lengkap. Lihatlah dan amati dengan seksama segala kelebihan spesifik yang dimiliki dibandingkan orang lain. Jangan ragu dan malu untuk mengungkapkan kehebatan kita serta mencatatnya.
Begitu pula kelemahan dan kekurangan yang ada dalam diri kita. Inventarisir semua yang ada baik dengan yang telah menjadi karakter maupun yang akan menimbulkan potensi-potensi negatif kedepannya. Inventaris sisi positif dan negatif diri kita ini juga bisa dilakukan dari sisi orang lain, dengan meminta pendapat atau masukan dari orang-orang di sekitar kita.
Namun, jangan terlalu bangga dengan pujian, juga jangan patah semangat oleh kritikan. Ada sebuah doa yang diajarkan oleh Abu Bakar Assidiq ra. : `Ya Allah ampunilah aku atas apa yang mereka tidak ketahui tentang aku, dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka duga`.
Langkah ketiga, yaitu mengadaptasikan model manusia ideal kepada diri kita. Selain melihat 10 kriteria di atas, kita perlu menggali ilmu lebih dalam tentang Rasulullah. Membaca dan mempelajari siroh nabi dan para sahabat. Mereka lah manusia pilihan, role model kita. Selanjutnya, terbukalah terhadap masukan yang bisa meningkatkan kualitas diri kita.
Sebagai contoh, `7 Habits of Highly Effective Peolple` yang diambil dari buku Steven Covey, akan memberi pencerahan dalam peningkatan kualitas diri ini. Secara ringkas, tujuh kebiasaan itu adalah :
1. Bersikap proaktif, yang artinya memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan sesuai prinsip yang kita anut, menjadi daya dorong kreatif bagi diri sendiri, dan bertanggungjawab atas setiap perilaku kita.
2. Merujuk pada tujuan akhir, atau visi dan misi.
3. Mendahulukan yang utama, memiliki skala prioritas dalam berbagai hal
4. Berfikir menang-menang (win-win solution), bersikap adil
5. Berusaha memahami terlebih dahulu, baru dipahami orang lain. Berkomunikasi secara efektif.
6. Mewujudkan sinergisitas, mengatasi masalah dengan meminimalisir perbedaan dan memanfaatkan peluang agar hasilnya sinergi. Hasil yang sinergi berarti bukan hanya menguntungkan keduabelah pihak tapi juga memberikan hal yang lebih (1+1 bukan hanya =2, tapi bisa jadi 3, 4, bahkan 5 dst).
7. Mengasah gergaji, yaitu memperbaharui diri terus menerus, terutama dalam 4 hal : fisik, emosional / sosial, mental, dan rohani.
Menyeimbangkan Peran
Masih dalam langkah ketiga, setelah memilki visi, misi, cita-cita, target ke depan, dan menganalisa diri, coba seimbangkan dengan peran kita miliki. Buatlah list yang berisi peran apa saja yang sedang kita mainkan. Kemudian peran apa yang kita idamkan, masing-masing peran tadi disusun lagi targetnya. Berdasarkan waktu lebih baik. Buat turunannya supaya langkah-langkahnya bisa direalisasikan. Jangan lupa pertimbangkan kondisi dan lingkungan, supaya rencana kita tidak mengawang-awang. Semoga setiap peran tadi akan berbuah manis, bermanfaat buat sesama.
—ooo–
Sumber
1. Anis Matta Lc, Model Manusia Muslim Abad 21, Al Manar, 2004
2. Covey, Stephen R., ‘ 7 Habits of Highly Effective People
3. Drucker, Peter F., Management Challenges for 21st Century, Harper Collins, 1999
4. Satria Hadi Lubis, Kumpulan Tulisan dan Materi Presentasi
Sumber: http://www.facebook.com/groups/189969291018932/doc/221184631230731/

DO'A 'AROFAH


DO’A ‘AROFAH


 Allahumma shalli wa sallim wa barik `ala Muhammad, wa`alaa aalihi wa ashhabihi ajma`iin.
 Ya Allah yang Maha Mendengar, tiada Tuhan yang hak untuk disembah,selain Engkau.
 Wahai Rabb yang Maha Menyaksikan.
 Engkau menjanjikan hari ini adalah hari yang penuh kemuliaan.
 Engkau menjanjikan di hari ini diampunkan lumuran dosa-dosa.
 Engkau menjanjikan pada hari ini akan mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta.
 Engkau pula yang menjanjikan bahwa pada hari ini diijabahi doa-doa.
 Ya Allah, inilah kami,hamba-hambaMu yang hina, kini tengah menengadahkan tangan menghiba kepad-Mu. Sehina apapun diri kami, kami adalah makhluk ciptaan-Mu. Kami memohon di hari yang penuh kemuliaan ini,ampunilah seluruh dosa-dosa kami.      
 Rabbana zhalamna anfusana wa illam taghfirlana wa tarhamna lanakuunanna minal  khasirin.
 (Wahai Rabb kami, sungguh kami telah zalim terhadap diri kami sendiri. Jika Engkau tiada mengampuni dan mengasihi kami,tentulah kami akan menjadi orang-orang yang merugi).
 Ya Allah, ampuni sebusuk apapun diri-diri kami. Ampuni segelap apapun masa lalu kami. Ampuni sehina apapun aib-aib kami.
 Duhai Allah yang Maha Mendengar, ampuni orangtua kami. Ampuni segala kezaliman kami kepada ibu-bapa kami. Andaikata kedurhakaan kami menjadi penggelap kehidupan mereka, maka jadikanlah kami saat ini menjadi anak-anak yang saleh dan salehah yang dapat menjadi cahaya bagi kehidupan orangtua kami, di dunia dan di akhirat.
 Allahummaghfirlana waliwaalidiina warhamhum kamaa rabbawna sighara. (Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orangtua kami, serta kasihilah mereka seperti mereka telah mengasihi kami di waktu kecil).
 Ya Allah, selamatkan orangtua kami yang berlumur dosa. Islamkan yang belum Islam. Beri hidayah bagi yang masih tersesat. Pertemukan bagi yang belum berjumpa ibu-bapaknya, ya Allah.Lapangkan kuburnya bagi yang ada di alam kubur.Berilah Cahaya kuburnya dan ringankan hisabnya. Jadikan mereka ahli surga-Mu, ya Allah. Tolonglah ya Allah, darah dagingnya melekat pada tubuh kami ini, air matanya, keringatnya. Golongkan kami menjadi anak yang tahu balas budi.
 Ya Allah selamatkan seluruh keluarga kami. Jangan biarkan keluarga kami menjadi sumber bencana. Beri hidayah bagi yang belum mengenal-Mu. Jangan biarkan keluarga kami cerai berai, hina di dunia, dan hina di akhirat.
 Ya Rabb, selamatkan guru-guru kami, para ulam yang telah mewakafkan hidupnya di jalan-Mu. Selamatkan orang-orang yang mendoakan kami, secara terang-terangan maupun yang tersembunyi.
 Ya Allah, jadikan kami menjadi pemaaf yang tulus. Ampuni kezaliman kami terhadap diri kami sendiri. Ampuni segala kemaksiatan yang pernah kami lakukan. Bersihkan,bersihkan dan bersihkan diri kami dari lumuran dosa-dosa yaa Allah, yaa Karim, ya Ghafur.Tiada Ilah yang hak disembah selain Engkau,yang Maha Mendengar. Ampuni tetangga-tetangga kami, sahabat-sahabat kami. Ampuni para pemimpin atas dosa-dosanya. Jangan biarkan bangsa kami dipimpin oleh orang-orang yang tidak mengenal-Mu, yang tega berkhianat kepada-Mu. Jadikan bangsa kami dipimpin oleh orang-orang shalih, yang amat mencintai-Mu, mencintai hamba-hamba-Mu, mencintai agama-Mu, juga mencintai hidup lurus di atas jalan-Mu.
 Ya Allah yang Maha Mendengar, berkahilah hari ini. Jadikan hari ini menjadi hari dimana Engkau jamu siapapun yang bermunajat di tempat ini. Demi keagungan-Mu ya Allah, demi segala janji-janji-Mu yang tiada mungkin Engkau ingkari, ijabah-lah siapa pun yang bermunajat saat ini, ya Allah.Amin, amin, amin, ya Hayyu ya Qayyum  birahmatika nasta`in  yaa Ar-hamar-raahimin. Amin ya Allah. Amin ya.. Allah. Laa ilaaha illa anta subhanaka innana kunna minazhzhaalimiin. Ya Hayyu ya Qayyum, ya Hannan ya Mannan ya Badi`ussamawaati wal ardhi, ya Dzal jalaali wal ikraam.

 Ya Allah berikan kelapangan bagi yang dihimpit kesusahan. Ya Allah berikan jalan keluar bagi yang dihimpit kesulitan, beri kecukupan bagi yang selalu kekurangan. Ya Allah bayarkan bagi mereka yang hidupnya dililit hutang. Jangan biarkan kami mati dalam keadaan berhutang. Tolonglah kami, kasihilah kami ya Rahman.
 Ya Allah, angkat derajat mereka yang selalu dihina dan direndahkan. Lindungi kaum muslimin dan muslimat yang terancam dan teraniaya. Ya Allah tolonglah para pejuang di jalan-Mu. Dimanapun mereka berada, tolonglah para  mujahidin dan mujahidah yang siang malam memuliakan agama-Mu, jauhkan mereka dari bala dan bencana. Tuangkan atas mereka kekuatan dan kesabaran.
 Berikan pendamping terbaik bagi yang merindukannya. Rabbana hablana min azwaajinaa .....waj`alna lil muttaqiina imaama.
 (Wahai Rabb kami, anugerahkan pada kami pasangan hidup dan anak-anak yang menjadi penyejuk pandangan dan jadikan kami imam atas orang-orang yang bertaqwa). Karuniakan bagi keluarga-keluarga kami, rumah-tangga yang sakinah. Jangan biarkan rumah-tangga kami menjadi rumah-tangga yang penuh bencana.
 Ya Allah, titipkan kepada kami keturunan yang lebih baik daripada kami dihadapan-Mu. Jangan biarkan ada anak-anak yang mencoreng aib di wajah kami. Ampuni jika kami salah mendidik mereka, ya Rabb. Ya Allah, jangan biarkan anak-anak kami menghujat kami kelak di akhirat.
 Yaa Rabb, utuhkan kemuliaan mereka di dunia, utuhkan pula kemuliaannya di Surga. Hanya Engkaulah penggengam segala-galanya.
Ya Allah terimalah ibadah haji saudara-saudara kami. Ya Allah, jadikan haji mereka haji yang mabrur, sa`i yang disyukuri, dosa-dosa yang diampuni dan perniagaan yang tiada merugi. Jangan biarkan haji mereka menjadi fitnah. Jadikan haji mereka membawa keberkahan bagi keluarga, keturunan dan lingkungan mereka. Jangan biarkan mereka mencemari agama-Mu dengan haji mereka.
Ya Allah, undang kami berhaji ke tanah suci-Mu bersama keluarga kami, sanak saudara kami, keturunan kami, juga tetangga dan sahabat-sahabat kami. Wahai yang Maha Mendengar, Engkaulah yang menggenggam segala kejadian.
Ya Allah, jadikan umur yang tersisa ini menjadi seindah-indah umur. Jadikan siapa-pun yang bermunajat ini menjadi ahli shalat yang khusyu, ahli tahajjud, ahli shaum. Jangan biarkan kami jauh dari Al-Qur`an. Jadikan kami di umur yang masih tersisa ini menjadi ahli sedekah yang tulus, ahli `amal yang istiqamah. Undang kami semua untuk datang ke Baitullah di bawah naungan rahmat-Mu.
 Ya Allah, jadikan mereka haji yang mabrur, hajjah yang mabrurah. 
  Ya Allah, hanya Engkaulah yang Maha Tahu akhir kesudahan hidup kami.
 Allahumma innaa nas`aluka iimaanan kaamilan wa yaqiinan shadiqan wa qalban khasyi`an wa lisaanan dzaakiran. Allaumma innaa nas`aluka taubatan qablal maut wa rahmatan `indal maut wa maghfiratan ba`dal maut. Allahumma innaa nas`aluka Husnal khaatimah wa  na`uudzubika min suu`il khaatimah.
  (Ya Allah, kami meminta pada-Mu iman yang sempurna, keyakinan yang benar, hati yang khusyu dan lisan yang senantiasa berdzikir.
 Ya Allah, kami meminta pada-Mu taubat sebelum mati, rahmat ketika mati dan ampunan sesudah mati. Ya Allah, jadikan ajal yang menjemput nyawa kami Husnul khatimah. Kami berlindung kepada-Mu dari su`ul khatimah).
Ya Allah, kami memohon dan menghiba hina pada-Mu. Selamatkan negeri kami. Bebaskan kami dari himpitan kesulitan-kesulitan. Lindungi kami dari bencana dalam perkara harta, darah dan kehormatan. Cukupi rezeki kami dan jangan biarkan kami terjerumus dalam kehinaan karena tidak kuasa menahan beratnya kesulitan.
 Ya Allah, selamatkan kami dari segala bencana di darat dan di lautan. Jadikan semua bencana itu penggugur dosa dan penambah iman kami.
 Ya Allah bebaskan kami dari krisis dan berikan kepada kami negeri yang aman, makmur dan berada di bawah naungan ampunan-Mu.
Allahummaghfir lil mu`miniina wal mu`minaat wal muslimiina wal  muslimaat al ahyaa`i minhum wal amwaat.
 Ya Allah, muliakan agama-Mu ini. Jadikan Islam menjadi jalan keluar bagi bangsa kami. Jadikan para ulamanya bersatu, yaitu para ulama yang menjadi suri-teladan bagi ummat Rasul-Mu ini.
 Ya Allah, lindungi ummat Islam dari perpecahan, lindungi mereka dari kehinaan.
 Ya Allah, selamatkan para mujahidin di manapun mereka berada. Berikan kelezatan ma`rifat, kesabaran dan kemenangan dalam perjuangan mereka.
 Ya Allah, berkahilah hari ini, berkahi pula bagi siapapun yang bermunajat menghiba pada-Mu. Rabbana atina ….hasanah waqina `adzaabannaar.
Rabbana taqabbal minnaa innaka Antas Samii`un `Aliim watub `alaina innaka Anta Tawwaabur-rahiim. Subhanaka Rabbil `izzati `ammaa yashifuun, wa salaamun `alal mursaliin walhamdulillahi rabbil `aalamiin. ALFATIHAH.
          Wassalaamu`alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.           


Akibat memakan Harta riba


Akibat Memakan Harta Riba

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
.
أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
Kaum muslimin seiman dan seaqidah
Tepatnya ketika Allah Subhannahu wa Ta’ala memberikan mukjizat kepada hamba dan kekasihNya, Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berupa Isra’ Mi’raj, pada saat itu pula Allah Ta’ala perlihatkan berbagai kejadian kepada beliau yang kelak akan memimpin jaga raya ini. Di antaranya Rasulullah n melihat adanya beberapa orang yang tengah disiksa di Neraka, perut mereka besar bagaikan rumah yang sebelumnya tidak pernah disaksikan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Kemudian Allah Ta’ala tempatkan orang-orang tersebut di sebuah jalan yang tengah dilalui kaumnya Fir’aun yang mereka adalah golongan paling berat menerima siksa dan adzab Allah di hari Kiamat. Para pengikut Fir’aun ini melintasi orang-orang yang sedang disiksa api dalam Neraka tadi. Melintas bagaikan kumpulan onta yang sangat kehausan, menginjak orang-orang tersebut yang tidak mampu bergerak dan pindah dari tempatnya disebabkan perutnya yang sangat besar seperti rumah. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada malaikat Jibril yang menyertainya, “Wahai Jibril, siapakah orang-orang yang diinjak-injak tadi?” Jibril menjawab, “Mereka itulah orang-orang yang makan harta riba.” (lihat Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 2/252).
Dalam syariat Islam, riba diartikan dengan bertambahnya harta pokok tanpa adanya transaksi jual beli sehingga menjadikan hartanya itu bertambah dan berkembang dengan sistem riba. Maka setiap pinjaman yang diganti atau dibayar dengan nilai yang harganya lebih besar, atau dengan barang yang dipinjamkannya itu menjadikan keuntungan seseorang bertambah dan terus mengalir, maka perbuatan ini adalah riba yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam, dan telah menjadi ijma’ kaum muslimin atas keharamannya.
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Allah menghilangkan berkah riba dan menyuburkan shadaqah, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa”. (QS. Al-Baqarah: 270).
Barang-barang haram yang tiada terhitung banyaknya sampai menyusahkan dan memberatkan mereka ketika harus cepat-cepat berjalan pada hari Pembalasan. Setiap kali akan bangkit berdiri, mereka jatuh kembali, padahal mereka ingin berjalan bergegas-gegas bersama kumpulan manusia lainnya namun tiada sanggup melakukannya akibat maksiat dan perbuatan dosa yang mereka pikul.
Maha Besar Allah yang telah berfirman:
“Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat): Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS. Al-Baqarah: 275).
Dalam menafsirkan ayat ini, sahabat Ibnu “Abbas Radhiallaahu anhu berkata:
“Orang yang memakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi tercekik”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/40).
Imam Qatadah juga berkata:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta riba akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan gila sebagai tanda bagi mereka agar diketahui para penghuni padang mahsyar lainnya kalau orang itu adalah orang yang makan harta riba.” (Lihat Al-Kaba’ir, Imam Adz-Dzahabi, hal. 53).
Dalam Shahih Al-Bukhari dikisahkan, bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bermimpi didatangi dua orang laki-laki yang membawanya pergi sampai menjumpai sebuah sungai penuh darah yang di dalamnya ada seorang laki-laki dan di pinggir sungai tersebut ada seseorang yang di tangannya banyak bebatuan sambil menghadap ke pada orang yang berada di dalam sungai tadi. Apabila orang yang berada di dalam sungai hendak keluar, maka mulutnya diisi batu oleh orang tersebut sehingga menjadikan dia kembali ke tempatnya semula di dalam sungai. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada dua orang yang membawanya pergi, maka dikatakan kepada beliau: “Orang yang engkau saksikan di dalam sungai tadi adalah orang yang memakan harta riba.” (Fathul Bari, 3/321-322).
Kaum muslimin sidang Jum’at yang berbahagia… inilah siksa yang Allah berikan kepada orang-orang yang suka makan riba, bahkan dalam riwayat yang shahih, sahabat Jabir Radhiallaahu anhu mengatakan:
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ  آكِلَ الرِّبَا وَمُوْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ، وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya dan kedua orang yang memberikan persaksian, dan beliau bersabda: “Mereka itu sama”. (HR. Muslim, no. 1598).
Semaraknya praktek riba selama ini tidak lepas dari propaganda musuh-musuh Islam yang menjadikan umat Islam lebih senang untuk menyimpan uangnya di bank-bank, lebih-lebih dengan semaraknya kasus-kasus pencurian dan perampokan serta berbagai adegan kekerasan yang semakin merajalela. Bahkan sistem simpan pinjam dengan bunga pun sudah dianggap biasa dan menjadi satu hal yang mustahil bila harus dilepaskan dari perbankan. Umat tidak lagi memperhatikan mana yang halal dan mana yang haram. Riba dianggap sama dengan jual beli yang diperbolehkan menurut syari’at Islam. Kini kita saksikan, gara-gara bunga berapa banyak orang yang semula hidup bahagia pada akhirnya menderita tercekik dengan bunga yang ada. Musibah dan bencana telah meresahkan masyarakat, karena Allah yang menurunkan hukumNya atas manusia telah mengizinkan malapetaka atas suatu kaum jika kemaksiatan dan kedurhakaan telah merejalela di dalamnya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Ya’la dan isnadnya jayyid, bahwasannya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَا ظَهَرَ فِيْ قَوْمٍ الزِّنَى وَالرِّبَا إِلاَّ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عِقَابَ اللهِ.
Tidaklah perbuatan zina dan riba itu nampak pada suatu kaum, kecuali telah mereka halalkan sendiri siksa Allah atas diri mereka.” (Lihat Majma’Az-Zawaid, Imam Al-Haitsami, 4/131).
Dan dari bencana yang ditimbulkan karena memakan riba tidak saja hanya sampai di sini, bahkan telah menjadikan hubungan seorang hamba dengan Rabbnya semakin dangkal yang tidak lain dikarenakan perutnya yang telah dipadati benda-benda haram. Sehingga nasi yang dimakannya menjadi haram, pakaian yang dikenakannya menjadi haram, motor yang dikendarainya pun haram, dan barang-barang perkakas di rumahnya pun menjadi haram, bahkan ASI yang diminum oleh si kecil pun menjadi haram. Kalau sudah seperti ini, bagaimana mungkin do’a yang dipanjatkan kepada Allah akan dikabulkan jika seluruh harta dan makanan yang ada dirumahnya ternyata bersumber dari hasil praktek riba.
Sebenarnya praktek riba pada awal mulanya adalah perilaku dan tabi’at orang-orang Yahudi dalam mencari nafkah dan mata pencaharian hidup mereka. Dengan sekuat tenaga mereka berusaha untuk menularkan penyakit ini ke dalam tubuh umat Islam melalui bank-bank yang telah banyak tersebar. Mereka jadikan umat ini khawatir untuk menyimpan uang di rumahnya sendiri seiring disajikannya adegan-adegan kekerasan yang menakutkan masyarakat lewat jalur televisi dan media-media massa lainnya, sehingga umatpun bergegas mendepositokan uangnya di bank-bank milik mereka yang mengakibatkan keuntungan yang besar lagi berlipat ganda bagi mereka, menghimpun dana demi melancarkan rencana-rencana jahat zionis dan acara-acara kristiani lainnya. Mereka banyak membantai umat Islam, namun diam-diam tanpa disadari di antara kita telah ada yang membantu mereka membantai saudara-saudara kita semuslim dengan mendepositokan uang kita di bank-bank mereka.
Dalam firmanNya Allah Subhannahu wa Ta’ala menegaskan:
“Dan disebabkan mereka (orang-orang Yahudi) memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih”. (QS. An-Nisa’: 161).
Lalu pantaskah bila umat Islam mengikuti pola hidup suatu kaum yang Allah pernah mengutuknya menjadi kera dan babi, sedangkan Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab (Yahudi dan Nashrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita kepada jalanNya yang lurus, yang telah ditempuh oleh para pendahulu kita dari generasi salafush-shalih.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ
Dalam khutbah kedua ini, setelah kita menyadari realitas yang ada, marilah kita sering-sering beristighfar kepada Allah, karena tidak ada obat penyembuh dari kesalahan dan kedurhakaan yang telah kita lakukan kecuali hanya dengan mengakui segala dosa kita lalu beristighfar memohon ampun kepada Allah dan untuk tidak mengulanginya kembali sambil beramal shalih menjalankan ketaatan unukNya, sebagaimana yang dikatakan Nabi Hud Alaihissalam kepada kaumnya:
“Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52).
Pada penutup khutbah ini, marilah kita memunajatkan do’a kepada Allah sebagai bukti bahwasanya kita ini fakir di hadapan Allah Subhannahu wa Ta’ala .
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Sabtu, 17 Desember 2011

Tugasindividu.Mudiantoro



TUGAS MAKALAH INDIVIDU
KRITIK TERHADAP PENGEMBANGAN
SUMBER BELAJAR DI INDONESIA


DOSEN :DR. SAMSUDIN, M.Pd
DISUSUN OLEH :MUDIANTORO
NIM 5520100161
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH JAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
TAHUN 2011




 I. PENDAHULUAN


I.1. LATAR BELAKANG
Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan pribadi manusia. Untuk itulah pemerintah sangat memberi perhatian dalam menangani pendidikan, dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan akan muncul generasi penerus yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara Sejak pertengahan dekade 1970-an terdapat perkembangan yang pesat dibidang dan konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional (pembelajaran) dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, tidak saja di AmerikaSerikat tetapi juga di negara-negara lain seperti Canada, Australia, Korea Selatan,Jepang, Singapura, Malaysia, dan tentunya juga di Indonesia. Konsep teknologi pendidikan menekankan kepada individu yang belajar melalui pemanfaatan dan penggunaan berbagai jenis sumber belajar. Salah satu program pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan.Suatu pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses pembelajaran berlangsung menarik dan tidak membosankan. Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dalam suatu lingkungan yang dikelola dengan sengaja agar tercapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.Pada prinsipnya Sumber Belajar di sekolah merupakan media pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered ).Dalam implementasi KTSP guru harus mampu memilih dan menerapkan model, metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa secara optimal. Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak hanya terpaku dengan pembelajaran di dalam kelas,melainkan guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan motode yang variatif.Disamping itu sesuai dengan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan), guru harus mampu menghadapkan siswa dengan dunia nyata sesuai dengan yang dialaminya sehari-hari. Salah satu strategi pembelajaran yang sesuai dengan  pendekatan PAKEM yang memungkinkan bisa mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar Karena lingkungan merupakan sumber informasi yang dapat digunakan oleh seseorang dalam praktek belajar mengajar sehingga mengetahui tentang hal yang baru,dan mempunyai ciri-ciri yaitu:
(1)Dapat dilihat, dibaca dan dipelajari,
(2) Diteliti, dikaji dan dianalisis
(3)Dimanfaatkan dan dikembangkan didalam kegiatan-kegiatan pendidikan,penelitian, laboratorium.
(4) Ditransformasikan kepada orang lain.Sumber belajar dan bahan ajar merupakan suatu unsur yang memilikiperanan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadiefektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Menurut Rohani : Sebuah kegiatanbelajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya.Sumber belajar akan  bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, atau buku hanya sekedar, benda,  yang tidak ada arti apapun.

I.2.       TUJUAN
Makalah ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pentingnya pemanfaatan sumber belajar dalam mendukung proses pembelajarandi sekolah.
2.   Menganalisis pengembangan sumber belajar yang ada di Indonesia
3. Mengevaluasi pengembangan sumber belajar dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, membantu memperbaiki kualitas pengembangan sumber belajar
4.  Memberikan pendapat dan argumentasi terkait pengembangan sumber belajar yang ada di Indonesia
5.  Memberikan pandangan yang objektif terhadap pengembangan sumber belajar dengan menguraikan secara rinci sisi positif dan negatif serta kelebihan dan kekurangannya

 II. KAJIAN TEORI


2.1 KAJIAN TEORI SUMBER BELAJAR
KONSEP SUMBER BELAJAR
Menurut Association for Educational Communications and Technology(AECT, 1977), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Arief S. Sadiman dalam makalahnya yang berjudul Pendaya gunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran (2004) mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan peralatan. Segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik)dan memungkinkan atau memudahkan terjadi proses belajar, disebut sebagai sumber belajar.

FUNGSI SUMBER BELAJAR
Sumber belajar memiliki fungsi :
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b)pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secaralebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yangsifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, denganmenyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan artipenting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasilpembelajaran siswa
JENIS SUMBER BELAJAR
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
1.Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design),yaknisumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagaikomponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yangterarah dan bersifat formal.
2.Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization),yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluanpembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dandimanfaatkan untuk keperluan pembelajaranDari kedua macam sumber belajar, Menurut AECT (Association of  Education and Communication Technology) sumber-sumber belajar dapatberbentuk :
1.Pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dansebagainya
2.Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat,pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya;
3.Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancanguntuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;
4.Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD,kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dansebagainya;
5.Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah,simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shawdan sejenisnya; dan
6.Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar,toko, museum, kantor dan sebagainya.

KRITERIA MEMILIH SUMBER BELAJAR
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagaiberikut:
1.Ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal;2.Praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka;3.Mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita;4.Fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan;5.Sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar,dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting danmemiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaransiswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkunganyang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : Lingkungansosial dan lingkungan fisik (alam).Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosialdan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaranpeserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikanalam.Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatandengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata,berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan iniberkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out-bond, yangpada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alamterbuka.Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan caramembawa lingkungan ke dalam kelas, seperti : menghadirkan nara sumberuntuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungansebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.

 III. PEMBAHASAN


3.1. Kegiatan produksi (pengembangan) media pembelajaran
Kegiatan produksi penting dan sangat diperlukan dilakukan oleh PusatSumber Belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat Sumber Belajarharus mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran yang memadai untuk menunjang kegiatan diklat yang dilaksanakan, baik berupa bahan cetak maupun non cetak seperti bahan video, bahan audio, bahan belajar berbantuan computer, dan sebagainya.Selama ini bahan belajar cetakan ( printed materials) seperti buku,ensiklopedia, jurnal,hand-outs, diktat, dan sebagainya merupakan sumber belajar bahan yang paling dominan peranannya dalam kegiatan pembelajaran.Perpustakaan selama ini telah menunjukkan peran yang cukup efektif dalam melaksanakan fungsi ini. Namun bahan cetakan yang lain seperti modul,pengajaran terprogram yang mampu berkomunikasi dengan peserta belajar, danbahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti kaset rekamanaudio, kaset rekaman video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri olehPusat Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di diklat (PSB)dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran.Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi dan pengembangan bahan atau media pembelajaran ini adalah walaupun kita sudah dapat menggunakan komputer pribadi (PC) untuk membuat transparansi maupun gambar-gambar grafis yang menarik, namunmasih tetap diperlukan keterampilan dalam membuat bahan-bahan belajar yangmurah (inexpensive materials) melalui penggunaan “letter guide” untuk menulis caption, membuat program animasi yang menarik, menempelkan gambar visual(mounting), memotret (still pictures), dan sebagainya.Kegiatan produksi (pengembangan) media amat penting untuk dilakukanoleh Pusat Sumber Belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat SumberBelajar harus mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan disekolah/madrasah. Di atas telah dijelaskan bahwa untuk mempunyai koleksise jumlah bahan (sumber) belajar untuk membantu pelaksanaan proses pembelajaran Pusat Sumber Belajar memperolehnya dengan jalan membelibahan belajar di took bukua, lembaga produksi media swasta, ndan sebagainya.Selama ini Perpustakaan berperan cukup efektif dalam melaksanakan fungsi penyediaan bahan belajar cetakan ( printed materials) seperti bukupelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia,hand-outs, diktat, dan sebagainya sebagai sumber (bahan) belajar yang paling dominan peranannya dalam kegiatan pembelajaran..Namun bahan cetakan yang lain seperti modul, pengajaran terprogramsebagai media pembelajaran yang mampu berkomunikasi (berinteraksi) denganpeserta belajar, dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak sepertikaset (rekaman) audio, kaset (rekaman) video, VCD, slide suara, filmstrip,film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajaryang ada di PSB dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran secara optimal.Agar mampu memproduksi bahan belajar yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah/madrasah, baik yang bersifat instructor dependent instruction” maupun “instructor independent instruction”sudah pasti diperlukan SDM yang mempunyai kemampuan di dalam merancang, memproduksi dan mengembangkan media pembelajaran. Selain itu juga diperlukan seperangkat sarana dan peralatan produksi yang memadai untuk memproduksi berbagai jenis media pembelajaran yang diperlukan. Dan sudah barang tentu juga diperlukan dana atau anggaran yang tidak kecil untuk melaksanakan kegiatan produksi media pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.Untuk itu PSB memerlukan sarana produksi seperti alat-alat grafis(misalnya berbagai jenis alat menulis/lettering guide, alat laminating, heat
mounting press, dll, alat fotografi,audio recording, videorecording, dsb). Tentusaja sarana produksi yang akan di-install di PSB tergantung pada banyak factor, termasuk jenis media pembelajaran yang akan dikembangkan(diproduksi) dan jumlah dana yang tersedia.

 B.Kritik Terhadap Pengembangan Sumber Belajar di Indonesia

1. Tiga masalah pokok pendidikan Indonesia sangat berpengaruh terhadap pengembangan sumber belajarnya. Akan tetapi di samping berbagai kemajuan yang telah diperoleh,pendidikan nasional di Indonesia masih menghadapi tiga masalah pokok yaitu, (1) pemerataan dan perluasan akses memperoleh pendidikan, (2)peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan, (3) penguatan tatakelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik (Departemen PendidikanNasional, 2006). Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah, masyarakat,dan orangtua untuk mengatasi masalah tersebut, seperti pendirian dan rehabilitasi gedung dan ruang kelas, pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan baru dan penatarannya, pengadaan alat dan bahan pendidikan seperti alat-alat laboratorium, buku pelajaran serta buku perpustakaan, penyempurnaan kurikulum, serta menerapkan sistem pengelolaan dan pengawasan sekolah yang berbasis sekolah. Akan tetapidi samping kemajuan-kemajuan yang telah dicapai, nampaknya masihperlu peningkatan upaya yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberbelajar dalam proses belajar dan membelajarkan baik oleh peserta didik maupun pendidik itu sendiri.

2.      Pergerseran Paradigma
Visi pendidikan di era informasi, menurut Belt, mengalami perubahan yang sangat berarti. Dari aspek sarana dan prasarana pendidikan, buku bukan lagi sumber belajar dan membelajarkan yangutama dan satu-satunya tetapi teknologi dan perpustakaan elektronik.Belajar dan membelajarkan tidak hanya dibatasi dalam ruang kelas yangtertutup oleh dinding, lantai dan langit-langit, tetapi dunia yang terbukaluas menjadi ruang kelas. Bahan ajar tidak lagi dibatasi pada rancanganyang dibuat guru tetapi mengacu pada pertanyaan-pertanyaan yangdiajukan peserta didik. Hasil belajar diuji bukan lagi semata-mata berdasarkan penguasaan menghafal tetapi mengacu pada kemampuan (outcomes-based ) yang ditunjukkan peserta didik dan diukurmenggunakan tes berbasis kemampuan (performance based assessment )dengan tujuan membentuk peserta didik menjadi pemelajar mandiri (self directed learner ).Oleh karena itu, belajar dan membelajarkan tidak lagi dibatasidengan tingkat kelas dan umur tertentu, tetapi merupakan kemajuan yangberkesinambungan dengan prinsip belajar sepanjang hayat dan terbuka.Suasana belajar tidak lagi menunjukkan persaingan antar peserta didik tetapi lebih bernuansa kerja sama dan kolaborasi dalam kelompok belajar.Guru tidak lagi berfungsi sebagai penyalur pengetahuan tetapi lebihberperan sebagai pemandu, mentor, atau fasilitator yang memberikanpendampingan belajar. Perubahan paradigma tentang pendidikan sepertiyang dikemukakan baik oleh Reigeluth maupun Belt seperti yangdiuraikan itu menuntut perubahan dalam penyelenggaraan pendidikankhususnya dalam proses belajar dan membelajarkan.

3.    Pembelajaran Masih Berpusat pada Guru bukan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar Dominasi guru pada pembelajaran dan pengembangn sumberbelajar bukan pada siswa ini memang terbangun dari sistem sejak mula. Iniadalah tradisi lama yang memang sulit untuk dihilangkan. Diperlukantekad kuat dari semua pihak agar perlahan diubah dan itu menjadikeharusan. Pembiasaan itu akan memerlukan waktu tapi semua itu berawaldari pola pikir pihak yang bertanggung jawab dalam pembelajaran baik dikelas maupun di ruang pelatihan-pelatihan guru. Demikian pula pola pembelajaran di kampus sebagai lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) yang mencetak calon-calon guru juga harus diubah.Dosen LPTK pun harus bisa mengubah sistem pembelajarannya tidak lagisekedar ceramah dengan menjejali mahasiswanya dengan teori-teori, tidak sekedar bisa memberikan saran, tidak hanya memvonis itu salah, tidak hanya dan tidak hanya yang lain yang tidak mengubah pola lama yangmembuat pembelajaran berpusat pada guru. Warren (2002) berpendapat perlu melakukan perubahan yang cukup mendasar dalam mempersiapkan calon pendidik dan tenaga kependidikan, standar dan penilaian pesertadidik, serta proses belajar dan membelajarkan. Calon pendidik dan tenaga kependidikan perlu dilatih agar memiliki kemampuan menggunakan anekasumber belajar yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi,menerapkan pendekatan, strategi, metode, serta teknik belajar danmembelajarkan yang bervariasi.  SDM belum disiapkan dengan baik Dilihat dari pembuatan dan peruntukannya, sumber belajardikategorikan ke dalam sumber belajar yang dirancang dan dikembang kansecara khusus (by design) untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentudan sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization). Dalammerancang dan mengembangkan sumber belajar by designditerapkanproses rekayasa yang sistematis dan berurutan dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu serta hasil-hasil penelitian ( Ely 1996: 20-21,Januszewski, 2002: 84). Sedangkan sumber belajar by utilization bukan dirancang dan dibuat khusus untuk keperluan belajar dan membelajarkan,tetapi dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan belajar dan membelajarkan tertentu.Dalam merancang dan mengembangkan sumber belajar by design serta dalam mengidentifikasi dan memilih sumber belajar by design diperlukan keahlian yang dilatarbelakangi oleh berbagai disiplin ilmu terutama teknologi pendidikan, psikologi, dan sosiologi.
5. Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran RPP adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam dokumen tersebut tidak hanyaberisi kompetensi apa yang akan dicapai tetapi juga memuat secara rinciberapa lama waktu tatap muka dilakukan. Bahkan dirinci pula berapa menit kegiatan awal untuk melaksanakan kegiatan rutin, apersepsi danpenjajagan untuk mengenal bekal awal siswa. Waktu yang digunakanuntuk kegiatan inti, dan rincian waktu untuk kegiatan akhir. Dalam RPP juga terantum secara jelas alat bantu mengajar apa yang diperlukan dansumber belajar apa yang digunakan. Demikian pula di dalam RPP jugatelah dicantumkan rencana kegiatan penilaian yang merupakan upayauntuk mendapatkan umpan balik keberhasilan guru dalam mengajar.Kenyataannya RPP tidak difungsikan, bahkan ada guru yangmengajar tanpa bertpedoman pada RPP. Hal ini menyebabkan kegiatanpembelajaran tidak terarah.
6. Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar.
Alat bantu mengajar sangat diperlukan untuk membantu guru dalam menjelaskan materipelajaran, sehingga siswa mengetahui secara nyata melalui benda-bendayang nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan tidak hanya berupa verbal,dan bisa mengatasi kesenjangan komunikasi guru dengan siswa.Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah-dan ceramah saja.
7.Dianggap perlu melakukan pelatihan terhadap pendidik bagaimanacara mengembangkan aneka sumber belajar terintegrasi denganpengembangan sistem pembelajaran. Mengingat pentingnya peranan aneka sumber belajar, dalam prosesbelajar membelajarkan khususnya dalam Bebas, sekolah perlu mengembangkan sumber-sumber belajar di masing-masing sekolah secara terintegerasi. Pengembangan sumber-sumber belajar itu dapat dimulai dariyang sederhana atau dari apa yang ada, namun pemanfaatannya diintegrasikan ke dalam proses belajar membelajarkan. Secara bertahapsekolah dapat membentuk Unit Sumber Belajar yang di dalamnya adaperpustakaan, media audiovisual, alat-alat peraga/praktek, dan komputer.USB lebih sederhana dari pada PSB di lihat dari organisasi, koleksi, danpengelolaannya. Pengembangan USB ini diikuti dengan pengayaankoleksinya yang tidak hanya produk yang dibeli tetapi juga termasuk karyapeserta didik dan guru.
8.Keberadaan USB/PSB belum maksimal dan merata
Dalam mengembangkan dan memanfaatkan aneka sumber belajarsecara optimal, keberadaan USB/PSB sangat diperlukan untuk membantu pendidik dan peserta didik meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran tidak hanya selama tetapi juga di luar jam belajar. USB/PSB dapat mengatasi berbagai kesulitan pendidik dan peserta didik apabila direncanakan dengan baik serta dikelola secara profesional. USB/PSBpada hakikatnya dapat dikembangkan tidak hanya di satuan pendidi-kandasar dan menengah atau di perguruan tinggi, tetapi juga sanngat bermanfaat di pusat-pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat). USB/PSBkelihatannya belum berkembang pesat di lembaga-lembaga pendidikan diIndonesia. Masih diperlukan perhatian Pengembangan Sumber Belajar kebijakan dari pimpinan lembaga-lembaga pendidikan untuk memfungsikan dan mengembangkan USB/PSB di tempatnya masing-masing. Payung kebijakan berupa Peraturan Menteri Pendidikan Nasionalakan dapat memotivasi pertumbuhan, perkembangan, dan pemanfaatan USB/PSB secara Nasional.


IV. KESIMPULAN


Belajar berbasis aneka sumber diyakini dapat mengatasi tidak hanya berbagai kesulitan dalam proses belajar dan membelajarkan, akan tetapi jugadapat mendidik peserta didik cara belajar yang tepat sehingga dapat belajar secaramandiri sepanjang hayat. Untuk itu, belajar berbasis aneka sumber perlu dilakukan seawal mungkin dalam proses pembelajaran. Makalah ini menelaah kritik peranan aneka sumber belajar yang perlu dikelola secara terpadu danterintegrasi di lembaga-lembaga pendidikan sehingga proses pembelajaran benar-benar membuat peserta didik sebagai subjek dan selalu menyenangi kegiatan belajar. Atas dasar telaahan yang demikian, tulisan ini menyarankan perlunya mengembangkan, mengelola, dan memanfaatkan Pusat Sumber Belajar dilembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan sekaligus meningkatkan mutu pendidikan.Pendidik diharapkan dapat menggunakan sumber belajar secara tepatuntuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik pesan/bahan ajar, karakteristik peserta didik, serta karakteristik sumber belajar itusendiri. Oleh karena itu keberhasilan pemberdayaan sumber belajar dalam proses belajar dan membelajarkan bergantung pada kemauan dan kemampuan pendidik untuk mengenali dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ersedia dilingkungan tempat terjadinya proses belajar dan membelajarkan







DAFTAR PUSTAKA


1.Depdiknas tahun 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar.
2.Miarso, Y. (2004). Menyemai benih teknologi pendidikan. JakartaPrenada Media bekerja sama dengan Pusat Teknologi dan InformasiPendidikan
6.BP. Sitepu. Pengembangan Sumber Belajar. Dan 92 Jurnal PendidikanPenabur - No.11/Tahun ke-7/Desember 2008
7.http://www.wijayalabs.com/2009/01/12/pengembangan-psb-di-sekolah/#more-559