Kamis, 05 Januari 2012

Problematika umat


Problematika umat
Populasi umat Islam saat ini kurang lebih seperempat dari seluruh jumlah penduduk dunia yang mencapai 6 milyar orang. Ini tentu bukan jumlah yang bisa dibilang sedikit apabila kita bandingkan dengan populasi umat dari agama yang lain. Namun jumlah yang besar ini tidak otomatis menempatkan umat Islam pada posisi depan peradaban dunia (paling tidak untuk saat ini). Hampir dua pertiga dari negara dengan populasi umat islam yang besar termasuk dalam golongan dunia ketiga alias negara berkembang (catatan : mentor kemudian menyebutkan contoh-contoh negara-negara berpopulasi Islam besar yang saat ini masih dalam kondisi yang memprihatinkan).
Lemahnya negara-negara dengan populasi islam besar tentu sesuatu yang sangat ironis, mengingat di hampir seluruh negara islam atau di daerah yang dihuni komuitas Islam rata-rata adalah daerah dengan SDA yang melimpah. Hampir 80 % cadangan minyak bumi dan gas alam berada di negeri-negeri yang berpopulasi muslim besar seperti negara-negara di Timur tengah, Indonesia, Malaysia, Brunai , Afghanistan, Chechnya, dan Yunan (daerah di kawasan Cina).
Minyak bumi adalah bahan bakar utama industri saat ini. Amerika, produksi minyak dalam negerinya hanya mampu memenuhi 10 % kebutuhan dalam negeri. Sisanya, mereka mengimport dari luar (atau dengan ‘membajak’ negeri-negeri muslim semisal : Afghanistan, Irak, dan sebentar lagi Iran, Syria, dan Sudan). Hal serupa juga dialami negara-negara di kawasan Eropa.

Sekilas, ketika kita melihat kondisi kita yang surplus, kita boleh bilang bahwa umat Islam memegang peran penting saat ini. Namun kenyataannya sungguh berbeda 180 derajat. Umat ini sangat tergantung dari negeri-negeri kafir semacam Amerika dan negara-negara Eropa. Bahkan harga minyak duhnia mampu mereka kendalikan, sehingga membawa keutntungan di pihak mereka. Dalam sektor ekonomi, negeri-negeri muslim masih terikat hutang dengan negara-negara Barat. Hal ini diperparah dengan rusaknya akhlaq kaum muslimin karena budaya-budaya barat yang secara sporadis digulirkan ke negeri-negeri muslim.
Kelemahan-kelemahan di atas menyebabkan posisi tawar dunia Islam terhadap Barat menjadi lemah, baik dalam hal diplomasi maupun dalam hal perang. Ketika terjadi kasus atau konflik di dunia Islam, maka yang bakal dirugikan adalah negara Islam itu sendiri. Sebagai contoh, hari ini neger-negeri Islam tidak kuasa untuk melawan Israel di Palestina, atau mencegah agresi militer Amerika ke Afghanistan dan Iraq. (Sekedar catatan : jumlah manusia muslim di dunia arab saja – tidak termasuk negeri-negeri islam di Asia – mencapai 350 juta orang. Jumlah penduduk Yahudi yang mengangkangi tanah Palestina cuma 5 juta orang. Mengapa tidak ada tindakan riil umat islam dan negara-negara arab untuk membela saudara-saudaranya yang tertindas ?! Logika yang paling bisa menjelaskan adalah : kelemahan umat ini dihadapan kaum kuffar yang berwujud Amerika, Israel, dan negara-negara barat yang senantiasa memusuhi umat ini !)
Bagaimana mungkin kita akan memiliki posisi yang kuat kalau kita lemah dalam segala bidang, bahkan kekuatan paling hakiki berupa aqidah yang kuat dan akhlaq yang mulia juga telah tercabut. Sungguh kita perlu mengingat perkataan Khalifah Umar bin Khattab r.a, “Aku lebih takut kepada maksiat kalian, daripada dengan kekuatan musuh kalian !”
Mengurai Akar Permasalahan Umat
1. Kelemahan Internal
Kekuatan dan kelemahan yang hakiki bersumber dari dalam tubuh umat, bukan pada faktor eksternal. Disini berarti kelemahan ummat adalah karena jauhnya ummat dari Allah, karena banyaknya maksiat umat kepada perintah Allah, sedikitnya ketaatan kita kepada berbagai perintah Allah dan Rasul-Nya. Beberapa factor penghancur eksistensi ummat Islam tersebut adalah :

a. Fanatisme golongan
Contoh : hubungan yang tidak harmonis antara NU dan Muhammadiyah, menjelang pemilu orang Islam cenderung konflik hanya karena partai mereka berbeda, di Timur tengah – akonflik tidak ujung usai karena tidak ada kesatuan pendapat di antara negeri-negeri islam. “ Dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al Anfal : 46)

b. Kebodohan yang menyebabkan keterbelakangan
Kenyataan ini dikarenakan umat islam meninggalkan ilmu-ilmu terapan, ilmu-ilmu kauniyah (yang terdapat/tergambar di alam semesta) dan menggantinya dengan kegiatan-kegiatan bodoh yang kurang bermanfaat, seperti nongkrong tanpa tujuan jelas, banyak bermaksiat, malas menuntut ilmu, dan berdebat dengan hal-hal kecil yang tidak terasa manfaatnya di dunia nyata.
Islam adalah agama yang menekankan umatnya untuk menuntut ilmu, banyak-banyak membaca dan mempelajari peristiwa-peristiwa alam (ingat wahyu pertama Allah kepada Muhammad SAW, “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan” (Al Alaq : 1). Perintah membaca adalah perintah pertama Allah kepada manusia di bumi ) . Umat ini merindukan sosok seperti Dr. Harun Yahya yang mengembangkan science islami sepenuh hidupnya. Umat ini juga merindukan sosok seperti dr. Motia Khaled Al – Asir, seorang ahli mata asal Palestina yang karena dedikasinya pada kemanusiaan pada tahun 2004 ini dianugerahi British Empire Medal oleh ratu Elizabeth II dari Inggris. Umat ini membutuhkan individu-individu yang membawa kemuliaan nama islam…

c. Pemahaman yang tidak utuh tentang islam
Islam adalah agama yang sempurna (syamil) dan menyempurnakan (mutakamil) yang seharusnya menghajatkan kepada kita untuk memahaminya secara menyeluruh. Namu yang terjadi saat ini ada sebagian umat yang memahami Islam hanya pada saat melakukan ritual-ritual saja, sehingga sebagian waktunya dihabiskan untuk berdzikir tanpa menyentuh kehidupan dan urusan dunia. Ada sebagian uamt yang hanya menekankan pada aspek aqidah dan fiqh. Dari sekian banyak fenomena, yang terparah adalah pola pikir yang masih memisahkan antara agama dengan urusan-urusan dunia (sekulerisme). Hal inilah yang menyebabkan pemahaman umat islam hanya sebatas pada ibadah ritual dan itupun kurang lengkap. Akibatnya, terjadi ketidaksinkronan antara ibadah dan amal (STMJ = sholat terus maksiat jalan , SIKIL = Sholat Iya KorupsI ngga’ Lupa, dll).

d. Kecintaan kepada dunia
Tenggelam dalam aneka kemewahan dan kenikmatan, serta respek terhadap pemenuhan kesenangan dan syahwat. Inilah penyakit umat yang oleh Rasulullah disebut sebagai wahn (cinta dunia dan takut mati).

e. Penyalahgunaan amanah
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya….” (Annisa’ : 58)
“Barangsiapa yang mengangkat seseorang untuk mengurusi perkara kaum muslimin, lalu mengangkat orang tersebut, sementara ia mendapati orang yang lebih layak dan sesuai daripada orang yang diangkatnya, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (Al Hadits)

2. Kelemahan Eksternal
“Orang Yahudi dan orang nasrani tidak akan rela kepadamu, hingga engkau mengikuti agam mereka. Katakanlah : sesungguhnya petunjuk Allah itulah sebenar-benar petunjuk. Dan apabila engkau turuti kemauan mereka sesudah dating kepadamu pengetahuan, tentu Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolongmu” (Al Baqarah : 120)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi pemimpin, sebagian dari mereka menjadi pemimpin bagi yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka orang itu termasuk pada golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah pada orang-orang yang dzolim” (Al Ma’idah : 55)
NB : Kedua ayat di atas wajib disampaikan pada peserta mentoring, dengan memahamkan pula maknanya dan implikasi (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Di saat umat ini terlena dengan kehidupan yang bermewah-mewah dan suasana jahiliyah, musuh-musuh islam yang ada di luar menggunakan keempatan ini untuk menghancurkan eksistensi umat. Skenario yang diterapkan adalah : menjauhkan umat ini dari Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW. Dengan demikian, umat ini akan mudah terjerumus dalam perangkap mereka dan dengan mudah musuh-musuh islam mengembalikan mereka kepada kekafiran (tidak musti kafir secara fisik, bisa juga kafir secara batin dan pemikiran).
Hal ini setidaknya pernah dikatakan Jaladiston laknatullah ‘alaih pada sidang parlemen di Inggris. Ia saat itu mengacungkan Alquran sambil mengatakan, “Jika kalian ingin menguasai negeri-negeri islam, maka kalian terlebih dahulu harus mampu merobek-robek Alquran”. Ada seorang anggota parlemen yang merebur Alquran dari tangan Jaladiston, merobek-robeknya hingga berhamburan di lantai. Ia berteriak, “Lihat ! Aku telah merobek-robek Alquran.” Sambil mengejek Jaladiston berujar, “Bodoh kamu ! Bukan itu yag kumaksud dengan merobek-robek Alquran. Yang kumaksud adalah dengan menjauhkan Alquran dari hati umat Islam.” Dan mimpinya kini hampir berhasil…..
Musuh-musuh islam melakukan apa yang dikatakan Jaladiston dengan berbagai metode dan cara, antara lain :
1. Perang pemikiran (Ghazwul Fikri)
Dengan slogan 3 F (Fun, Food, Fashion) musuh-musuh Islam berhasil membuat umat ini lemah dari sisi aqidah dan akhlaq. Dengan fun, mereka menciptakan gaya hidup bermewah-mewah (hura-hura, diskotek, clubbing, narkoba) yang identik dengan kejahiliyahan (kondisi ini tak jauh beda dari kondisi umat manusia di Makkah sebelum Islam hadir). Dengan food, mereka mengajak umat ini untuk beralih ke aqidah selain Islam. Dan dengan fashion, mereka membuat generasi muda islam terombang-ambing dengan budaya jahiliyah.

2. Westernisasi (pembaratan)
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, pembaratan yang dilakukan musuh-musuh Islam dilakukan di segala lini, termasuk pemikiran. Saat ini dikenal orang Islam yang memiliki pemikiran tidak seperti seorang muslim (seperti Abdullah bin Ubay, munafik di madinah di zaman Rasulullah SAW) seperti mereka yang mengaku JIL (jaringan Islam Liberal), LkiS (Lembaga Kajian islam dan Sosial), JIMM (jaringan intelektual muda muhammadiyah) dan banyak lagi.

3. Kristenisasi
Ini dilakukan oleh musuh-musuh Islam dengan berbagai cara. Tujuan utamamereka bukan mengkristenkan secara langsung, akan tetapi membuat umat ini lalai dan jauh dari Alquran dan Sunnah Rasul (melalui musik, narkoba, dan berbagai macam cara lainnya)

Solusi mengatasi problematika umat :
1. Umat Islam harus menerapkan ajaran islam dalam kehidupannya secara menyeluruh
2. Mendidik generasi muda islam dengan manhaj (metode) yang benar, syamil (sempurna) dan mutakamil (menyeluruh)
3. Mempersiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk mengantisipasi serangan musuh-musuh Islam (Al Anfal : 60)

4. Dakwah dan jihad dengan sungguh-sungguh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar